Selasa, 29 November 2011

mohon siswa-siswi sd negeri buko untuk lebih meningkatkan belajarnya ,karena tanggal 5-12 desember ulangan umum semester I

Kamis, 30 Juni 2011

Bahan Refleksi


KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA SUATU REFLEKSI

Oleh: Yohanes Sudaryono FIC.
Perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia telah berlangsung dalam empat era yaitu : 1). Era kolonial, 2). Era Orde Lama, 3). Era Orde Baru. 4). Era Reformasi.
A. Era Kolonial
Pada jaman kolonial pendidikan hanya diberikan kepada para penguasa serta kaum feodal. Pendidikan rakyat cukup diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar penguasa kolonial. Pendidikan diberikan hanya terbatas kepada rakyat di sekolah-sekolah kelas 2 atau ongko loro tidak diragukan mutunya. Sungguhpun standar yang dipakai untuk mengukur kualitas rakyat pada waktu itu diragukan karena sebagian besar rakyat tidak memperoleh pendidikan, namun demikian apa yang diperoleh pendidikan seperti pendidikan rakyat 3 tahun, pendidikan rakyat 5 tahun, telah menghasilkan pemimpin masyarakat bahkan menghasilkan pemimpin-pemimpin gerakan nasional.
Pendidikan kolonial untuk golongan bangsawan serta penguasa tidak diragukan lagi mutunya. Para pemimpin nasional kita kebanyakan memperoleh pendidikan di sekolah-sekolah kolonial bahkan beberapa mahasiswa yang dapat melanjutkan di Universitas terkenal di Eropa. Dalam sejarah pendidikan kita dapat katakana bahwa intelegensi bangsa Indonesia tidak kalah dengan kaum penjajah. Masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada waktu itu adalah kekurangan kesempatan yang sama yang diberikan kepada semua anak bangsa. Oleh sebab itu di dalam Undang Undang Dasar 1945 dinyatakan dengan tegas bahwa pemerintah akan menyusun suatu sistem pendidikaan nasional untuk rakyat, untuk semua bangsa.
B. Era Orde Lama
Masa revolusi pendidikan nasional mulai meletakkan dasar-dasarnya. Pada masa revolusi sangat terasa serba terbatas, tetapi bangsa kita dapat melaksanakan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945. Kita dapat merumuskan Undang Undang Pendidikan No. 4/1950 junto no. 12/ 1954. Kita dapat membangun sistem pendidikan yang tidak kalah mutunya. Para pengajar, pelajar melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya walaupun serba terbatas. Dengan segala keterbatasan itu memupuk pemimpin-pemimpin nasional yang dapat mengatasi masa pancaroba seperti rongrongan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sayang sekali pada akhir era ini pendidikan kemudian dimasuki oleh politik praktis atau mulai dijadikan kendaraan politik. Pada masa itu dimulai pendidikan indoktrinasi yaitu menjadikan pendidikan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan Orde Lama.
Pada Orde Lama sudah mulai diadakan ujian-ujian negara yang terpusat dengan sistem kolonial yang serba ketat tetapi tetap jujur dan mempertahankan kualitas. Hal ini didukung karena jumlah sekolah belum begitu banyak dan guru-guru yang ditempa pada zaman kolonial. Pada zaman itu siswa dan guru dituntut disiplin tinggi. Guru belum berorientasi kepada yang material tetapi kepada yang ideal. Citra guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang diciptakaan era Orde Baru sebenarnya telah dikembangkan pada Orde Lama.
Kebijakan yang diambil pada Orde Lama dalam bidang pendidikan tinggi yaitu mendirikan universitas di setiap provinsi. Kebijakan ini bertujuan untuk lebih memberikan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Pada waktu itu pendidikan tinggi yang bermutu terdapat di Pulau Jawa seperti UI, IPB, ITB, Gajah Mada, dan UNAIR, sedangkan di provinsi-provinsi karena kurangnya persiapan dosen dan keterbatasaan sarana dan prasarana mengakibatkan kemerosotan mutu pendidikan tinggi mulai terjadi.
C. Era Orde Baru
Dalam era ini dikenal sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar terjadi suatu loncatan yang sangat signifikan dengan adanya INPRES Pendidikan Dasar. Tetapi sayang sekali INPRES Pendidikan Dasar belum ditindaklanjuti dengan peningkatan kualitas tetapi baru kuantitas. Selain itu sistem ujian negara (EBTANAS) telah berubah menjadi bumerang yaitu penentuan kelulusan siswa menurut rumus-rumus tertentu. Akhirnya di tiap-tiap lembaga pendidikan sekolah berusaha untuk meluluskan siswanya 100%. Hal ini berakibat pada suatu pembohongan publik dan dirinya sendiri dalam masyarakat. Oleh sebab itu era Orde Baru pendidikan telah dijadikan sebagai indikator palsu mengenai keberhasilan pemerintah dalam pembangunan.
Dalam era pembangunan nasional selama lima REPELITA yang ditekankan ialah pembangunan ekonomi sebagai salah satu dari TRILOGI pembangunan. Maka kemerosotan pendidikan nasional telah berlangsung.
Dari hasil manipulasi ujian nasional sekolah dasar kemudian meningkat ke sekolah menengah dan kemudian meningkat ke sekolah menengah tingkat atas dan selanjutnya berpengaruh pada mutu pendidikan tinggi. Walaupun pada waktu itu pendidikan tinggi memiliki otonomi dengan mengadakan ujian masuk melalui UMPTN, tetapi hal tersebut tidak menolong. Pada akhirnya hasil EBTANAS juga dijadikan indikator penerimaan di perguruan tinggi. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi maka pendidikan tinggi negeri mulai mengadakan penelusuran minat dari para siswa SMA yang berpotensi. Cara tersebut kemudian diikuti oleh pendidikan tinggi lainnya.
Di samping perkembangan pendidikan tinggi dengan usahanya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutunya pada masa Orde Baru muncul gejala yaitu tumbuhnya perguruan tinggi swasta dalam berbagai bentuk. Hal ini berdampak pada mutu perguruan semakin menurun walaupun dibentuk KOPERTIS-KOPERTIS sebagai bentuk birokrasi baru.
D. Era Reformasi
Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya proses demokrasi. Demokrasi juga telah memasuki dunia pendidikan nasional antara lain dengan lahirnya Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam bidang pendidikan bukan lagi merupakan tanggung jawab pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada tanggung jawab pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang – Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, hanya beberapa fungsi saja yang tetap berada di tangan pemerintah pusat. Perubahan dari sistem yang sentralisasi ke desentralisasi akan membawa konsekuensi-konsekuensi yang jauh di dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Selain perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi yang membawa banyak perubahan juga bagaimana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan bebas abad ke-21. Kebutuhan ini ditampung dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta pentingnya tenaga guru dan dosen sebagai ujung tombak dari reformasi pendidikan nasional.
Sistem Pendidikan Nasional Era Reformasi yang diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 diuraikan dalam indikator-indikator akan keberhasilan atau kegagalannya, maka lahirlah Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang kemudian dijelaskan dalam Permendiknas RI.
Di dalam masyarakat Indonesia dewasa ini muncul banyak kritikan baik dari praktisi pendidikan maupun dari kalangan pengamat pendidikan mengenai pendidikan nasional yang tidak mempunyai arah yang jelas. Dunia pendidikan sekarang ini bukan merupakan pemersatu bangsa tetapi merupakan suatu ajang pertikaian dan persemaian manusia-manusiaa yang berdiri sendiri dalam arti yang sempit, mementingkan diri dan kelompok.
Menurut H.A.R. Tilaar, hal tersebut disebabkan adanya dua kekuatan besar yaitu kekuatan politik dan kekuatan ekonomi.
Kekuatan Politik :
Pendidikan masuk dalam subordinasi dari kekuatan-kekuatan politik praktis, yang berarti pendidikan telah dimasukkan ke dalam perebutan kekuasaan partai-partai politik, untuk kepentingan kekuatan golongannya. Pandangan politik ditentukan oleh dua paradigma yaitu paradigma teknologi dan paradigma ekonomi. Paradigma teknologi mengedepankan pembangunan fisik yang menjamin kenyaman hidup manusia. Paradigma ekonomi lebih mengedepankan pencapaian kehidupan modern dalam arti pemenuhan-pemenuhan kehidupan materiil dan mengesampingkan kebutuhan non materiil duniawi. Contoh pengembangan dana 20 %.
Kekuatan Ekonomi:
Manusia Indonesia tidak terlepas dari modernisasi seperti teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Neoliberalisme pendidikan membawa dampak positif dan negatif. Positifnya yaitu pendidikan menunjang perbaikan hidup dan nilai negatifnya yaitu mempersempit tujuan pendidikan atas pertimbangan efisiensi, produksi, dan menghasilkan manusia-manusia yang dapat bersaing, yaitu pada profit orientit yang mencari keuntungan sebesar-besarnya terhadap investasi yang dilaksanakan dalam bidang pendidikan.
Demi mencapai efisiensi dan kualitas pendidikan maka disusunlah beberapa upaya standardisasi. Untuk usaha tersebut maka muncul konsep-konsep seperti : Ujian Nasional.
Dalam menyusun RENSTRA Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005 – 2009 lebih menekankan pada manajemen dan kepemeimpinan bukan masalah pokok yaitu pengembangan anak Indonesia. Anak Indonesia dijadikan obyek, anak Indonesia bukan merupakan suatu proses humanisasi atau pemanusiaan. Anak Indonesia dijadikan alat untuk menggulirkan suatu tujuan ekonomis yaitu pertumbuhan, keterampilan, penguasaan skil yang dituntut dalam pertumbuhan ekonomi.
Sumber : Millist CFBE
————-


pelepasan siswa kelas VI


Senin, 13 Juni 2011

PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK YANG DI RAIH SELAMA SATU TAHUN TERAKHIR
1.LOMBA 3 R KELAS I
   a.BERHITUNG JUARA III ATAS NAMA ADI TRI SILISTYA P
   b. MENULIS JUARA I ATAS NAMA FIKA KHOIROTNL NISA
   c.MEMBACA JUARA I ATAS NAMA MUH ARIQULATOK
2.LOMBA 3R KELAS DUA
   a.MEMBACA JUARA II ATAS NAMA NASYWA NABILA
   b.BERHITUNG JUARA I ATAS NAMA NAZA NUR CAMILA
   c.MENULIS JUARA I ATAS NAMA YASINTA AMALIA PUTRI
3.LOMBA 3 R KELAS III
   a.MENULIS JUARA I ATAS NAMA SYIFA MALIHATUZ ZAHRA
   b.MEMBACA JUARA I ATAS NAMA MUH.DAFA LIRING ADITYA
   c.MATEMATIKA JUARA II ATAS NAMA AHMAD MULTAZAM
4.LOMBA 3R KELAS IV
   a.BAHASA INDONESIA JUARA II ATAS NAMA PRIMA PUTRI FAJRIYATI
5.LOMBA LCC
   JUARA II ATAS NAMA : IMAM HARIS,ALLANUR F,AINA FARISDA P
6.LOMBA OLIMPIADE MATEMATIKA
   JUARA II ATAS NAMA IMAM HARIS
7.LOMBA OLIMPIADE IPA
   JUARA III ATAS NAMA AINA FASNILDA P
8.LOMBA BERCERITA RAKYAT
   JUARA I ATAS NAMA AULIA RAHMAWATI
9.LOMBA SISWA BERPRESTASI
  a.JUARA I PUTRA ATAS NAMA IMAM HARIS P
  b.JUARA I PUTRI ATAS NAMA AINA FASNILDA P

Kamis, 09 Juni 2011

PENGUMUMAN
SD NEGERI BUKO MEMBUKA PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012.PENDAFTARAN DIMULAI TANGGAL 20 JUNI 2011 SAMPAI DENGAN KUOTA TERPENUHI,YAITU DUA KELAS.PENDAFTARAN BERTEMPAT DI KAMPUS SD NEGERI BUKO JALAN RAYA ANGIN-ANGIN BUKO,WEDUNG DEMAK. TERAKRIDITASI A DENGAN NILAI 93 (AMAT BAIK ).SD NEGERI BUKO ADALAH SEKOLAH DASAR BERSTANDAR NASIONAL.EKSTRA KURIKULER YANG ADA ADALAH :
1.DRUM BAND
2.QIRO'AH
3.SENI TARI
4.PRAMUKA
5.OLAH RAGA
GURU YANG MENGAMPU SUDAH SARJANA SESUAI BIDANGNYA.LETAK KAMPUS BERADA DI IBU KOTA KECAMATAN.BUKTIKAN !

Rabu, 01 Juni 2011

TUPOKSI GURU

TUGAS POKOK GURU :
1. Membuat Program Pengajaran
Bukti Fisik :
a. Program Tahunan
b. Program Semester
c. Silabus
d. RPP

2. Menyajikan Program Pengajaran
Bukti Fisik :
a. Jurnal
b. Mengabsen Siswa
c. Daftar Hadir Guru
d. Melaksanakan KBM / Pembelajaran
e. Mengisi / Melaksanakan Penilaian
(Buku Nilai Tatap Muka KBM)

3. Mengadakan Penilaian Hasil Belajar
Bukti Fisik :
a. KKM
b. Rencana Program Evaluasi
c. Bank Soal
d. Buku Bukti Pelaksanaan Evaluasi

A. Ulangan Harian Tulis, Lisan, dan Perbuatan
Bukti Fisik :
- Bank Soal HT (Harian Tulis)
- Bank Soal HL (Harian Lisan)
- Bank Soal HP (Harian Perbuatan / Praktik)
- Buku Keliling B → untuk HT
- Instrumen Penilaian Lisan
- Instrumen Penilaian Perbuatan, dan Bukti Fisik Pengerjaan Siswa / Hasil Pekerjaan Siswa.
- Mengisi Daftar Nilai Ulangan Harian (T, L, P) Murni.

B. Tugas / PR
Bukti Fisik :
- Tugas : Proyek, Produk, Portofolio, dll.
- PR : Bank Soal PR, Buku Keliling A.
- Mengisi Daftar Nilai Tugas / PR.

C. Ulangan Tengah Semester (UTS) 1 dan 2 (T, L, P)
Bukti Fisik UTS Tulis :
- Bank Soal UTS Tulis (T)
- Mengoreksi soal UTS Tulis / menilai UTS (T)
- Mengisi / memasukkan nilai UTS di daftar nilai murni
Bukti Fisik UTS Lisan :
- Bank Soal UTS Lisan (L)
- Instrumen UTS Lisan
- Mengisi Daftar Nilai UTS Lisan Murni
Bukti Fisik UTS Perbuatan / Praktik
- Bank Soal UTS Perbuatan (P)
- Instrumen UTS Praktik dan Hasil Pekerjaan Siswa
- Mengisi Daftar Nilai UTS Perbuatan Murni

D. Ulangan Akhir Semester (UAS) / Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
Bukti Fisik UAS / UKK Tulis (T) :
- Bank Soal UAS / UKK Tulis (T)
- Mengoreksi soal UAS / UKK
- Mengisi Daftar Nilai UAS / UKK di daftar nilai (T) murni
Bukti Fisik UAS / UKK Lisan (L) :
- Bank Soal UAS / UKK Lisan (L)
- Instrumen UAS / UKK Lisan (L)
- Mengisi Daftar Nilai UAS / UKK Lisan (L) murni
Bukti Fisik UAS / UKK Praktik (P) :
- Bank Soal UAS / UKK Praktik / Perbuatan (P)
- Instrumen UAS / UKK Praktik
- Mengisi Daftar Nilai UAS / UKK Praktik (P) murni

4. Analisis Hasil Belajar / Penilaian
Bukti Fisik :
a. Buku Analisis Penilaian Tatap Muka KBM (Perbutir Soal)
b. Buku Analisis Penilaian Ulangan Harian Tulis, Lisan, dan Perbuatan
(T, L, P) (Perbutir Soal)
c. Buku Analisis Penilaian UTS (T, L, P) (Perbutir Soal)
d. Buku Analisis Penilaian UAS / UKK (T, L, P) (Perbutir Soal)

5. Program Perbaikan dan Pengayaan
Bukti Fisik
a. Bank Soal Perbaikan Ulangan Harian (T, L, P) dan Pengayaan.
b. Bukti Pengerjaan Siswa (T, L, P)
c. Mengisi Daftar Nilai (T, L, P) di Buku Penilaian Merah.
d. Membuat Jadwal dan Materi Perbaikan / Remidi dan Pengayaan.
e. Daftar Hadir Siswa Remidi dan Pengayaan.
f. Daftar Hadir Guru Pembimbing.

6. Bimbingan Konseling
Bukti Fisik
a. Buku Program BK
b. Pelaksanaan Kegiatan BK

Minggu, 22 Mei 2011

                                                        SISTEM PENDIDIKAN

Pendidikan adalah sebuah sistem.masing-masing sub sistem harus saling senergi untk teciptanya sebuah orkesta yang harmonis.orkesta itu bernama orkesta pendidikan.Kita terkadang sering menyalahkan guru jika peserta didik kita gagal dalam proses belajarnya.Mengapa demikian ? ya karena ujung tombak dari pendidikan adalah guru.apakah pendapat ini benar ? menurut penulis pendapat ini salah.mengapa harus selalu guru yang dipersalahkan.bukan kah guru hanya subsistem dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan akan berhasil jika sistem itu berfungsi dengan baik.Sistem yang pertama adalah keluarga.bagaimana anak mau belajar jika pada saat jam belajar ibu atau bapaknya asyik nonton tv,sementara anak nya di biarkan tanpa dibimbing dalam belajarnya.akhirnya anak pun tidak jadi belajar tetapi malah asyik nonton tv bersama keluarga.Sistem yang kedua adalah masyarakat. beranikah masyarakat membuat sebuah aturan yang beisi tentang jam belajar masyarakat yand di buat oleh pemerintah desa,syukur di dukung oleh pemerintah kabupaten/kota.masyarakat juga tidak boleh cuek.masyarakat harus peduli.sistem yang ketiga adalah pemerintah.bisakah sarana dan prasarana pendidikan dapat terpenuhi.gedung,sarana dan prasarana lainnya harus sesuai dengan standar. Jangan ada lagi anak bangsa yang belajar di kelas yang sudah tidak layak .apa kata dunia .....?